Catlovers.id – Kucing balinese merupakan salah satu ras kucing alami akibat mutasi genetik pada kucing ras siamese. Kucing dengan tipe tubuh kucing oriental (langsing dan panjang/svelte) ditutupi bulu panjang dengan pola warna seperti ras siam (colorpoint).
Pada awalnya balinese didaftarkan sebagai longahired siamese. Sekitar 1920-an, kucing siam berbulu panjang dianggap sebagai keanehan dan dijual sebagai hewan peliharaan biasa (pet). Tidak ada usaha khusus untuk mengembangbiakkan kucing-kucing ini. Baru pada sekitar 1950-an mulai muncul berbagai usaha agar longhaired siamese ini dianggap sebagai satu ras terpisah.
Ras balinese kemudian menjadi populer dan banyak breeder berusaha menyempurnakan karakteristik dan penampilan ras ini. Balinese kemudian terpecah menjadi dua, yaitu tradisional dan modern. Beberapa orang lebih menyukai tipe tradisional, sedangkan sebagian besar breeder dan juri lebih menyukai yang modern.
Kucing balinese tradisional memiliki tubuh yang lebih tegap dan besar serta bentuk kepala bulat dengan telinga yang lebih kecil daripada kucing balinese modern. Bulu kucing balinese tradisional tergolong medium, yaitu sekitar 5 cm atau lebih sedikit. Sedangkan bulu kucing balinese modern cenderung pendek dan hanya panjang pada daerah ekor saja. Untuk variasi warna bulunya, CFA mengakui warna yang sama dengan jenis siam, yaitu seal point, blue point, chocolate point, dan lilac point.
Karakteristik kucing balinese sendiri cenderung persis dengan karakteristik kucing siam yang ramah, lincah, serba ingin tahu, dan memiliki tingkat kecerdasan yang lumayan tinggi. Seperti halnya ras siam tradisional, balinese tradisional mempunyai badan yang lebih berat dan tegap, bentuk kepala yang lebih bundar dan telinga yang lebih kecil dibanding balinese modern. Balinese tradisional mempunyai bulu medium panjang sekitar 5 cm yang menutupi di seluruh tubuh, sedangkan balinese modern mempunyai bulu pendek di kepala serta badan, bulu panjang hanya terdapat di bagian ekor.