Catlovers.id – Pernahkah suatu ketika catlovers mendapati hewan kesayangan spraying di sembarangan tempat? Seperti yang diketahui, spraying berbeda dengan kencing pada umumnya.
Saat ia buang air kecil normal, badan kucing akan sedikit jongkok dan air seni yang menggenang banyak. Sementara, saat spraying kucing akan tetap berdiri dan hanya menyemprotkan sedikit urine.
Biasanya ada beberapa hal yang menyebabkan spraying pada kucing terjadi. Salah satunya karena ia ingin memberi tanda pada daerah kekuasaannya. Nah, kucing lain biasanya bisa membaca hal tersebut. Oleh karena itu, objek sasaran spraying biasanya adalah benda-benda vertikal seperti kursi, dinding, gorden, tembok, pintu, dan benda lainnya.
Begitupun ketika ada benda-benda baru. Beberapa kucing memberikan ‘tanda’ pada benda baru tersebut sebagai klaim bahwa benda tersebut adalah propertinya.
Spraying dilakukan oleh kucing jantan dan betina. Spraying yang dilakukan oleh kucing remaja (umur sekitar 7—8 bulan) berkaitan dengan insting seksualnya. Spraying menunjukkan kematangan organ-organ reproduksi. Steril atau kastrasi pada kucing remaja ini bisa mengurangi perilaku spraying yang dilakukannya.
Kucing yang telah disteril akan tetap melakukan spraying. Biasanya hal ini karena ia sedang gelisah. Beberapa faktor yang menyebabkan kucing stres salah satunya adalah lingkungan, bertambahnya hewan peliharaan baru. Hal tersebut biasanya membuat ia tidak nyaman dan gelisah pada akhirnya kucing akan stres.
Perilaku spraying ini tentu saja dapat dihentikan. Kenali terlebih dahulu apa yang membuat kucing spraying. Jika karena belum disteril, segeralah lakukan steril. Steril dapat mengurangi perilaku spraying hingga 80%. Tapi, jika penyebabnya karena gelisah atau stres, buatlah kucing merasa nyaman dengan lingkungannya.
Catlovers harus rajin membersihkan bekas spraying kucing hingga baunya benar-benar hilang. Karena jika baunya masih tersisa, kucing akan kembali spraying di tempat yang sama. Dianjurkan untuk menggunakan larutan pemutih agar bau cepat menghilang. (as)