Benarkah Kucing Menganggap Manusia Sebagai Kucing Besar yang Lamban?

Catlovers.id – Banyak orang mengatakan bahwa kucing merupakan hewan yang memiliki sifat egois dan penyendiri. Tapi, pernahkah catlovers berpikir sebenarnya apa sih yang ada di pikiran si meong tentang kamu?

Jika catlovers pernah terpikirkan hal tersebut, ternyata inilah yang ada di pikiran kucing tentang manusia/pemiliknya berdasarkan sains.

Benarkah kucing memahami manusia?

John Bradshaw merupakan seorang pakar perilaku kucing dari University of Bristol dan penulis buku Cat Sense. Setelah mengamati perilaku kucing peliharaan selama beberapa tahun, Bradshaw sampai pada kesimpulan menarik, yaitu kucing tak memahami manusia seperti anjing memahami manusia. Menurutnya, anjing memahami manusia sebagai makhluk yang berbeda. Hal ini ditandai dengan perubahan sikap anjing seketika melihat manusia. Cara anjing bermain dengan manusia berbeda dengan caranya bermain dengan sesama anjing.

Inilah yang dilihat kucing dari manusia

Kucing sangat menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang jauh lebih besar darinya, tapi perilaku sosial mereka tak banyak menyesuaikan. Si manis biasanya akan menegakkan buntutnya, menggosok-gosokkan kepala dan tubuh mereka ke kaki kita, menjilati kita, itu adalah perilaku yang kucing lakukan dengan sesamanya. Tapi bukan berarti kucing menganggap kita kucing besar yang lamban dan bodoh seperti mitos di luar sana karena kucing tidak menggosok-gosokkan tubuhnya pada kucing yang dianggapnya inferior. Menurut Bradshaw kucing berperilaku terhadap manusia seperti ia berperilaku pada induknya.

Menurut Bradshaw semua perilaku yang kucing tunjukkan pada kita diturunkan dari perilaku hubungan induk-anak kucing. Anak kucing mengangkat buntutnya, menggosokkan kepala dan tubuhnya ke induknya, memijat dan purring pada induknya. Untuk membalas perilaku anak-anaknya itu, induk kucing meng-grooming mereka.

Tapi bagi peneliti Dr. Karen McComb dari University of Sussex di Brighton, Inggris, interaksi manusia dan kucing semakin kompleks karena menurutnya kucing hanya pura-pura menganggap kita sebagai induk. Ia mencontohkan suara kucing mengeong iba kepada manusia berbeda dengan suara mengeong pada induk untuk meminta susu. (ast)