Catlovers.id — Kucing catlovers terserang gangguan pernapasan? Sama seperti manusia, kucing juga bisa terserang gangguan pernapasan. Misalnya, asma, pneumonia, atau pilek dan flu. Untuk mengatasinya, bisa melakukan terapi inhalasi. Langkah yang efektif untuk melakukan terapi inhalasi ini biasanya menggunakan alat bantu pernapasan kucing, yaitu nebulizer.
Nebulizer merupakan sebuah alat yang menyemprotkan partikel kecil mengandung obat ke dalam traktus respiratorius (Morris, 2011). Dalam terapi inhalasi ini, nebulizer-lah yang mengubah obat menjadi bentuk partikel halus sehingga bisa dihirup dan masuk ke paru-paru.
Obat yang diberikan dalam terapi inhalasi ini berbentuk aerosol, yaitu partikel kecil yang bisa langsung masuk ke organ sasaran melalui proses menghirup. Organ sasaran dalam hal ini adalah sistem respirasi, yaitu mulai dari hidung, trakea, bronkus, bronkiolus, hingga alveolus. Dalam dunia kedokteran hewan, ada tiga tipe nebulizer yang digunakan, yaitu jet nebulizer, electronic nebulizer, dan metered dose inhaler.
Jet nebulizer digunakan untuk obat berupa cairan di dalam suatu wadah dan memiliki sumber oksigen. Pada saat obat mengalami kontak dengan nebulizer, terbentuklah partikel kecil.
Saat akan diaplikasikan pada kucing, sebaiknya lakukan di tempat tertutup atau bisa juga dibuatkan semacam tenda. Kucing yang akan diberikan terapi dimasukkan ke ruang tersebut sehingga obat bisa langsung dihirup oleh kucing.
Pada electronic nebulizer, aerosol dihasilkan dari getaran membran. Partikel yang dihasilkan dari nebulizer ini lebih kecil dibanding jet nebulizer. Aplikasi electronic nebulizer pada kucing, yaitu dengan menggunakan masker.
Sementara itu, metered dose inhaler (MDI) merupakan nebulizer yang digunakan untuk menyemprotkan antomikroba ke saluran pernapasan kucing.
Cara kerja MDI ini sama seperti inhaler pada manusia. Dalam pengaplikasiannya pada hewan, terapi tersebut sering digunakan untuk mengatasi gangguan pernapasan pada kucing (dan anjing). Terapi dilakukan dengan pemberian obat caranya, yaitu dihirup.
Pemberian terapi ini lebih efektif dibandingkan dengan pemberian obat secara oral ataupun suntik. Hal ini karena obat yang diberikan bisa langsung masuk ke organ sasaran.
Efek penyembuhan yang dirasakan lebih cepat, serta dosis obat yang diberikan dan efek samping yang ditimbulkan pun lebih kecil.