Kucing Jadi Hobi Menyendiri, Kenapa Ya?

Catlovers.id — Terkadang, beberapa penyakit yang menimpa kucing peliharaan sering dianggap sepele. Padahal, kalau tidak segera ditangani, efeknya bisa menyebabkan kematian. Misalnya saja ketika tiba-tiba kucing jadi hobi menyendiri. Hal ini bisa saja indikasi penyakit yang berbahaya bagi si kucing.

kucing jadi hobi menyendiri
Foto: Pixabay

Karena itu, penting untuk mengetahui peran vaksinasi dalam pencegahan dan manajemen penyakit. Mengutip Liputan6.com, drh. Nurmansyah menyebutkan, ada empat jenis penyakit berbahaya yang bisa membuat kucing kesayangan Anda tidak mungkin tertolong.

Di antaranya adalah flu kucing (rhinotracheitis), infeksi saluran pernapasan (calicivirus), radang paru-paru (chlamydiosis), dan infeksi saluran pencernaan (panleukopenia).

“Saya kasih contoh kasus infeksi saluran pencernaan yang efeknya menimbulkan muntaber. Hampir 100% kucing peliharaan yang terkena penyakit ini jarang tertolong. Hanya keajaiban yang mampu mengubah keadaan,” jelas Nurman.

Selanjutnya ia mengatakan, penyakit yang timbul karena serangan virus feline parvo ini cepat menyebar. Akan tetapi, Nurman memberikan gambaran seperti apa gejala yang bisa kita lihat pada kucing peliharaan kamu.

“Kucing alami komplikasi dan infeksi atau peradangan. Kucing yang awalnya lincah dan gesit, kemudian berubah jadi hobi menyendiri. Gejala lain yang terlihat, yaitu demamnya mencapai 40 derajat Celsius. Kalau gelagatnya seperti itu, segera konsultasikan dengan dokter,” papar dia.

Selain itu, ia mewanti-wanti agar pemilik tidak terlambat mengantisipasi penyakit tersebut sebelum kondisi hewan peliharaan kesayangannya semakin kritis.

“Nanti akan muncul gejala secara spesifik seperti muntah dan diare. Belum lagi muncul gejala turunan seperti luka di telinga yang berujung mengalirnya kotoran, sampai sariawan di mulut. Kucing akan mengeluarkan bau yang sangat menyengat,” jelas alumnus Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Aceh.

Nurman membeberkan pengalamannya bahwa jika kondisi kesehatan kucing seperti di atas hanya bisa bertahan hidup antara dua sampai tiga hari. Dokter kelahiran 9 September 1970 itu kembali mengingatkan teknik pencegahan lebih baik daripada mengobati, yaitu dengan memberikan vaksinasi berkala saat kucing masih bayi (kitten).