Memberi Makan Kucing Jangan Sembarangan, Begini Kata Dokter Hewan

Catlovers.id — Kucing merupakan hewan karnivora yang sejatinya hanya memakan daging-dagingan. Oleh karenanya, dilarang memberi makan kucing seperti nasi atau makanan sisa karena dapat mengganggu metabolisme tubuh. Hal tersebut diungkapkan oleh Nyoman Sakyarsih, seorang dokter hewan sekaligus pendiri klinik hewan Pet Smile.

memberi makan kucing
Foot: Shutterstock

“Jangan memberikan makanan sisa pada kucing, apalagi nasi. Itu akan mengganggu pencernaan. Kucing itu tubuhnya tidak bisa mencerna nasi, beda sama anjing. Anjing bisa menyerap karbohidrat, kalau kucing tidak. Kalau dikasih nasi, kucing bisa diare, sebaiknya beri makan kucing yang diformulasikan secara khusus agar proteinnya lebih tercerna,” papar Nyoman seperti dilansir Jitu News.

Ia menambahkan, kucing juga tidak dapat mencerna biji-bijian, gandum, ataupun roti. Ia justru menyarankan agar kucing selalu diberi pakan sarat nutrisi berupa pakan yang banyak mengandung kalori dan protein.

Untuk diketahui, kebutuhan kalori kucing muda di bawah usia 5 tahun mencapai 24—34 pon per hari. Salah satu yang paling penting juga, yaitu kebutuhan minum yang harus tercukupi karena 80% tubuh kucing mengandung air.

“Kucing itu hewan yang sifatnya mudah lapar, tapi yang paling penting berikan pakan yang merangsang si kucing untuk minum sehingga nutrisinya tetap seimbang. Jangan telalu sering memberi kucing pakan basah karena dapat memicu pertumbuhan karang gigi,” kata Nyoman.

“Karakteristik utama pakan kucing harus mengandung protein karena dapat membantu pembentukan organ tubuh dan dapat menghasilkan enzim untuk menjaga kekebalan tubuh,” begitu kata Nyoman.

Kecukupan asam lemak juga turut diperhatikan karena mampu memperbaiki kondisi kulit. Di luar itu, kandungan anti-oksidan dan vitamin A juga menjadi hal yang tidak bisa dikesampingkan demi menunjang pertumbuhan kucing.

“Kalau kulit kucing rusak atau bulu-bulunya pada berdiri dan sudah diobatin tapi belum sembuh-sembuh juga mungkin itu asam lemaknya yang tidak mencukupi. Biasanya terjadi karena makanannya dicampur-campur atau diganti-ganti jadi penyerapannya bermasalah,” pungkas Nyoman.