Catlovers.id – Sebaiknya telinga kucing disentuh seminimal mungkin. Seperti juga manusia, secara normal telinga kucing memproduksi semacam cairan berwarna kuning kecokelatan seperti lilin (wax). Fungsinya agar untuk menjaga kelembapan dan kondisi mikroorganisame di dalam telinga. Lilin ini sering disebut sebagai serumen. Penumpukan serumen yang berlebihan dapat menjadi tempat tumbuhnya bakteri atau jamur. Selain itu, menimbulkan rasa tidak nyaman yang memancing kucing untuk menggaruk atau mencakar-cakar telinga. Karena garukan ini dapat menyebabkan luka kecil yang kemudian dapat berkembang menjadi infeksi. Oleh karena itu, telinga harus rutin dibersihkan dengan frekuensi tertentu.
Selain menjadi bersih, telinga juga terbebas dari jamur dan tungau atau kutu. Namun, telinga jangan terlalu sering dibersihkan,karena akan meningkatkan sekresi lemak. Bila terlalu sering telinga kucing dibersihkan maka akan berdampak merusak telinga kucing, sehingga telinganya akan infeksi bila terus-menerus dibersihkan. Jika memang kotorannya sangat banyak, maka kucing Sebaiknya segera dibawa ke dokter hewan saja, agar dapat ditangani langsung oleh spesialis dokter hewan.
Berikut adalah tahapan dalam merawat telinga kucing.
- Peganglah telinga kucing dengan lembut dan mantap, lalu buka daun telinganya.
- Bersihkan telinga dengan kapas atau cotton bud yang telah diberi baby oil agar lembut dan kotoran mudah terangkat.
- Bersihkan sisa kotoran di telinga bagian luar dengan menggunakan kapas yang sudah diberi alkohol atau cairan pembersih sejenis hingga semua kotoran terangkat.
- Untuk telinga bagian dalam, bersihkan dengan hati-hati agar kotoran tidak terdorong ke dalam telinga. Selain itu, jangan mengorek telinga terlalu dalam karena dapat melukai telinga dan membuatnya peka.