Catlovers.id — Catlovers, perut si meong buncit? Hati-hati dan sebaiknya kamu segera konsultasikan kepada dokter hewan langgananmu. Kemungkinan kondisi itu berisiko pyometra. Penyakit ini sebagian besar diderita oleh kucing usia pertengahan dan tidak dilakukan sterilisasi.
Pyometra merupakan infeksi rahim yang disebabkan oleh penyimpangan hormon dan bisa menimbulkan infeksi bakteri sekunder. Penyakit ini timbul karena siklus birahi yang tidak disertai pembuahan. Khususnya, saat kucing menginjak usia dua sampai empat bulan.
Jumlah hormon progesteron yang berlebih mengakibatkan rahim menjadi terlalu sensitif dan hal inilah yang menyebabkan pyometra terjadi. Pada kondisi seperti ini, kista terbentuk di lapisan dinding rahim. Saat kista terus bertambah, bakteri mulai menempati rahim. Hal ini membuat tubuh merespons dan terinfeksi.
Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan adanya cairan pada rahim bersama dengan penebalan dinding rahim. Inilah yang menyebabkan pembesaran ukuran seluruh organ secara drastis. Pada kasus pyometra, ukuran perut menjadi lebih besar berpuluh kali lipat seperti kantung dengan panjang mencapai 12 inci.
Jika penyakit ini terus berlanjut, cairan akan bergerak dari rahim menuju vagina kemudian keluar melalui vulva dan membuat kucing terus menjilati area genitalnya. Untuk sesaat, leher rahim akan menutup tapi membuat semua cairan terperangkap di dalam rahim. Akibatnya, tubuh si manis akan terus mentransfer lebih banyak cairan dan sel darah putih ke dalam organnya sehingga pembengkakan terus terjadi.
Pembengkakan ini kalau dibiarkan bisa mengakibatkan rahim pecah dan menumpahkan isinya ke dalam rongga perut. Jika hal ini terjadi, kucing biasanya akan mati dalam waktu kurang dari 48 jam. Namun dalam banyak kasus, hal ini jarang terjadi.
Penyakit ini ditandai dengan keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau bersemu darah dari dalam vulva. Kucing akan menjilati kemaluannya saat leher rahim masih terbuka dan rahim masih mengeluarkan cairan.
Perutnya bisa saja tampak membuncit, tidak nafsu makan, dan menjadi lesu. Jika dilakukan tes darah, hasilnya akan menunjukkan jumlah sel darah putih yang tinggi, dan beberapa akan menderita anemia ringan. Untuk pengobatannya kucing harus diinfus dengan cara intravena, biasanya untuk beberapa hari serta pemberian antibiotik.