Catlovers.id — Catlovers, pernahkah kamu mendengar tentang virus calici? Virus ini disebut-sebut sebagai penyebab gangguan saluran pernapasan pada kucing. Gejalanya meliputi kucing tampak lemas tak bergairah, nafsu makannya menurun drastis, dan ada bau busuk dari mulutnya.
Virus calici dapat menyebar dengan mudah dan menyebabkan penyakit respratorik pada kucing. Virus ini menular dengan berbagai cara seperti kontak langsung, melalui udara yang tercemar virus dari penderita yang bersin, tempat makan, dan dari lingkungan yang terkontaminasi virus.
Infeksi virus calici dapat dikenali dengan mudah. Kucing akan tampak bersin-bersin, batuk, keluar leleran dari hidung, mata terus berair, konjungtivitis, luka/ulser pada lidah, lemas, serta mengalami penurunan nafsu makan dan demam. Pada anak kucing, gejala ini dapat diperparah dengan terjadinya radang paru-paru (pneumonia).
Selain itu, akan terjadi adang gusi dan sariawan pada kucing yang terinfeksi. Gejala tersebut bersama luka pada lidah kucing akan membuatnya malas makan karena sakit, kemudian akan tercium bau busuk dari mulutnya. Kemudian, terjadi peradangan pada persendian (arthritis), gejala ini akan terjadi beberapa hari dan menyebabkan rasa yang tidak nyaman bagi si meong.
Disamping itu, bisa juga terjadi penyebaran infeksi di organ lain. Hal ini dapat terjadi apabila jumlah virus yang menyerang sangat besar dengan tingkat keganasan yang tinggi.
Di rumah sakit hewan, dokter akan memberinya terapi antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder yang memperparah kondisi si meong. Kucing juga akan diberi terapi berdasarkan gejala klinis untuk mendukung kondisinya secara umum. Akan dilakukan juga terapi cairan untuk menggantikan cairan tubuh sahabat berbulumu yang hilang selama ia mogok makan dan minum.
Tenaga medis akan mencoba menstimulasi nafsu makan kucing dengan memberinya pakan basah yang berbau lezat. Namun, kalau si kucing tetap tidak mau menyentuh makannya, maka pemberian makan menggunakan syringe atau feeding tube.
Untuk mencegah serangan virus tersebut, kucing Catlovers sebaiknya divaksinasi saat mulai berumur 10—13 minggu. Kemudian lakukan booster vaksin pada saat ia berumur 6 bulan, hingga dilakukan secara rutin setiap setahun sekali.