Catlovers.id – Ketika catlovers memutuskan untuk memelihara kucing, pastilah segala konsekuensi yang akan terjadi nantinya sudah kamu pikirkan dengan baik. Ketika memelihara kucing, sudah pasti catlovers akan memberikan perhatian dan perawatan yang baik untuknya. Selain itu, catlovers pasti akan memberikan makanan dengan kualitas terbaik untuknya.
Selain itu, hal yang perlu catlovers pastikan adalah kesehatan si sahabat berbulumu. Pasalnya, seperti yang kita tahu, beberapa penyakit kucing secara diam-diam bisa membunuh hewan kesayanganmu tersebut. Untuk itu, catlovers harus benar-benar memahami dan mengenali tanda-tanda klinis yang akan tampak jika kucing kesayangan terserang penyakit. Makin cepat tanda klinis dikenali, makin cepat dokter hewan menanganinya.
Berikut beberapa penyakit berbahaya yang sangat mematikan pada kucing.
Penyakit jantung
Penyakit jantung sangat membuat pemilik kucing dan dokter hewan frustasi. Hal ini karena gejala penyakit jantung pada anjing lebih jelas, yaitu detak jantung yang kencang, sedangkan pada kucing tidak terdeteksi. Faktanya, hanya 50% kucing penderita jantung yang menunjukkan gejala jantung berdetak kencang.
Setelah penyakit didiagnosis, dokter akan segera memberikan penanganan yang dibutuhkan. Penyakit yang sudah berlangsung lama sangat disayangkan karena pengobatan jantung bukan untuk menyembuhkan, melainkan untuk mencegah penyakit memburuk. Pengecualian kalau penyakit disebabkan oleh hipertiroidisme. Setelah hipertiroidisme diatasi, biasanya kucing akan membaik.
Kanker
Kanker yang umum ditemukan pada kucing, yaitu kanker gastrointestinal yang kerap disebabkan oleh limfoma, yakni kanker ganas yang menyerang sistem limfoid.
Biasanya ketika didiagnosis, kondisi kanker sudah pada stadium lanjut. Oleh karena itu, semakin cepat kita menemukan gejala, makin cepat ditangani, makin besar peluang kucing untuk bertahan.
Diabetes mellitus
Penyakit lain yang diam-diam bisa mematikan, yaitu diabetes mellitus (DM). Kucing yang kegemukan berpotensi mengidap DM. DM terjadi karena pankreas gagal memproduksi insulin (DM tipe 1) atau tubuh resisten dengan insulin (DM tipe 2).
Pengobatan DM memakan biaya cukup besar karena kucing membutuhkan suntikan insulin sehari dua kali. Lakukan perubahan makanan, pengamatan kadar gula darah, dan kunjungan ke dokter hewan untuk pemeriksaan. Dengan perawatan dan manajemen yang seharusnya, kucing bisa membaik. Namun, ketika diabetes berkembang menjadi penyakit lain (diabetes ketoacidosis, misalnya), DM bisa mematikan.
Ginjal kronis
Salah satu ‘silent killer’ kucing yang paling teratas adalah penyakit ginjal kronis/chronic kidney disease (CKD).
Kucing divonis CKD jika minimal 75% dari ginjalnya sudah tidak berfungsi dengan layak. Tapi, untungnya, dengan manajemen yang tepat, kucing penderita CKD bisa hidup bertahun-tahun. Manajemen penanggulangan CKD adalah pemberian makanan rendah protein, cuci darah, meningkatkan asupan air, dan pengobatan.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme merupakan penyakit endokrin di mana kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid. Penyakit ini bisa ditemukan pada kucing usia paruh baya hingga tua dan gejalanya mirip dengan CKD. Hipertiroidisme meningkatkan metabolisme kucing, maka gejala yang paling tampak, yaitu nafsu makan yang tinggi meskipun berat badannya terus berkurang. Semakin cepat kita mendeteksi penyakit ini pada kucing, makin kecil potensi kerusakan organ-organ pada hewan kesayangan,
Jadi, selalu jaga kesehatan kucingmu ya catlovers dengan cara rutin membawanya ke dokter hewan yang telah dipercaya. (ast)