Catlovers.id – Kini sudah banyak tempat penampungan kucing yang tersebar di seluruh dunia. Penampungan kucing biasanya akan menampung kucing yang dibuang oleh pemiliknya ataupun yang sering mendapatkan kekerasan dari manusia.
Di penampungan, kucing akan dirawat dengan baik hingga ada seseorang yang berniat untuk mengadopsinya. Tapi meski begitu kucing yang sebelumnya ditelantarkan akan sulit untuk dirumahkan kembali.
Hal ini karena sebagian besar kucing tersebut telah melewati situasi yang penuh tekanan. Dan, tidak membuat mereka menjadi hewan yang lucu, dan menjadi kesayangan keluarga.
Sejumlah dari kucing akan sering mendesis, mencakar, dan menggigit. Bahkan, tak sedikit pula kucing yang harus direhabilitasi.
Beberapa di antaranya tidak kehilangan rasa khawatir mereka terhadap orang asing. Hewan yang menghuni tempat penampungan dalam waktu yang lama dapat mengalami kesehatan mental.
Untuk memberikan kesempatan yang terbaik bagi kucing, perawatnya sebisa mungkin harus memastikan hewan itu untuk tinggal di tempat yang bebas stres, demi mencegah kesehatan mereka semakin memburuk.
Ini artinya kita harus memahami bagaimana dan mengapa kucing menjadi stres. Sebuah tim yang tertarik dengan kesejahteraan kucing telah mencari tahu bagaimana perilaku kucing-kucing ketika mereka pertama kali memasuki kurungan. Mereka ingin memahami bagaimana situasi ini dapat memicu tekanan pada kucing.
Untuk itu, mereka mengamati 20 ekor kucing rumah, sebagian besar yang didapat oleh pemiliknya ketika masih bayi.
Pertama mereka mengevaluasi setiap kucing dengan memberi mereka skor terendah sampai tertinggi. Kemudian, mereka memantau bagaimana perilaku kucing rumah ini ketika mereka ditempatkan di tempat penampungan.
Penulis utama Lydia Rehnberg dari La Trobe University di Melbourne, Australia, telah menghabiskan waktu bekerja di tempat penyelamatan kucing. Dia menyaksikan, secara langsung, bagaimana perbedaan para perawat dapat mensejahterakan seekor kucing.
Melihat bagaimana perilaku kucing ketika dikurung, tim menemukan bahwa kucing yang stres menunjukkan sebuah pola pada kebiasaan mereka.
Tim menemukan bahwa kucing dengan tingkat stres yang tinggi menjadi sangat pasif. Seringkali, mereka tidak melakukan sesuatu.
“Seekor kucing yang memilki skor tingkat stres yang tinggi hampir menekan semua kebiasaan normalnya dan dapat meringkuk di satu tempat selama berjam-jam,” ungkap Rehnberg. (as)