Waspada! Luka pada Buntut Kucing Bisa Sebabkan Gangguan Organ Lho

Catlovers.id – Kucing memang salah satu hewan yang bisa dikatakan unik. Setiap jenis kucing memiliki buntut yang berbeda-beda. Ada yang memiliki buntut panjang, buntut pendek, dan bahkan ada ras tertentu yang sama sekali tidak memiliki buntut.

Seperti tulang punggung pada manusia, pada tulang punggung kucing terdapat sekelompok syaraf tulang belakang yang sangat penting disebut cauda equina. Memang sekelompok syaraf ini tidak sampai pada buntut, tapi buntut adalah perpanjangan tulang punggung. Jadi, jika buntut terluka akan memengaruhi cauda equina dan pada akhirnya keseluruhan tubuh kucing kesayanganmu.

Luka pada buntut, misalnya karena anak-anak menariknya, bisa berdampak pada mobilitas kucing, masalah pada kaki belakang, ginjal, usus besar bahkan anus. Tekanan karena buntut ditarik terlalu kencang pada akhirnya memberikan tekanan pula pada cauda equina. Buntut yang patah dan luka lainnya mungkin saja tidak terlihat secara visual, bahkan rasa sakitnya tidak langsung dirasakan oleh kucing.

Berikut beberapa gejala yang muncul karena buntut patah atau terluka:

  1. Buang air kecil tidak terkontrol.
  2. Anus terlihat tak menutup rapat seperti seharusnya dan terkadang kucing juga mengalami diare.
  3. Tidak bisa mengangkat buntut cukup tinggi seperti biasanya.
  4. Kaki belakang terlihat tidak berkoordinasi dengan benar.
  5. Buang air kecil berdarah.

Jika menemukan gejala tersebut, catlovers patut curiga ada yang salah dengan buntutnya dan segera periksa ke dokter hewan.

Memangnya apa saja ya fungsi dan kegunaan buntut kucing? Berikut penjelasannya.

Alat penyeimbang

Salah satu fungsi buntut kucing terkait dengan keseimbangannya. Sebuah studi pernah dilakukan untuk menguji pengaruh buntut terhadap keseimbangan kucing. Dalam studi tersebut, kucing dilatih untuk berjalan di atas balok sempit. Selanjutnya, keseimbangan kucing dites dengan menggeser balok satu per satu saat ia berjalan.

Oleh sebab itulah, terlihat buntut kucing membantu pinggul kucing untuk menyesuaikan dengan balok yang berpindah. Percobaan itu diulangi lagi setelah kucing melalui prosedur untuk mengurangi fungsi syaraf pengontrol pada buntut. Hasilnya, kucing tidak bisa mengontrol keseimbangan seperti sebelumnya dan lebih banyak jatuh.

Alat komunikasi

Salah satu fungsi buntut kucing yang paling jelas adalah sebagai alat komunikasi. Posisi buntut bersama dengan postur tubuh tertentu menunjukkan apa yang dirasakan oleh kucing kesayangan. Contohnya, jika kucing akan memukul-mukulkan buntutnya ke lantai itu, artinya ia sedang kesal. Jika ia mengibas-ngibaskan ekornya, itu artinya ia menemukan sesuatu yang menarik. (ast)