Jika Kucing Mengalami Diare, Lakukan Hal ini!

Catlovers.id – Tidak hanya manusia, masalah pencernaan seperti diare pun juga dialami kucing. Diare biasanya terjadi selama satu hari dan dapat menghilang dengan sendirinya. Namun demikian, diare juga dapat terjadi selama beberapa hari dan dapat mengakibatkan dehidrasi, turun berat badan, dan lesu. Ketika terdapat tanda-tanda demikian pada kucing kita maka perlu dilakukan pengobatan serta pemeriksaan asupan makanan pada kucing. Untuk mengatasinya, tentunya kita perlu mengetahui penyebab dan gejala yang ditimbulkannya.

Penyebab dan gejala

Diare pada kucing disebabkan oleh Virus feline panleukopenia virus (FPV).   Gejala

Penyakit distemper ini dapat menyebabkan anemia, muntah-muntah, dan diare yang parah pada kucing. Setelah kucing diare dan muntah, gejalanya diikuti dengan hilangnya nafsu makan yang mengakibatkan dehidrasi dan kematian. Distemper dapat menyebabkan kerusakan usus yang sangat parah dalam jangka waktu yang panjang. Akibatnya, kucing yang sembuh mengalami kesulitan untuk menyerap nutrisi makanan. Selain itu, kucing yang sembuh pada beberapa

kasus yang terserang penyakit ini mengalami diare terus-menerus.

  1. Pengendalian penyakit

Bagi catlovers semua, jangan keburu panik jika mengalami hal ini pada kucingnya. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi yang teratur. Anak kucing dapat divaksinasi FPV umur 8—10 minggu agar kekebalan yang terbentuk lebih terjamin, sebaiknya vaksinasi diulang satu bulan kemudian. Setelah itu, vaksinasi dianjurkan diulang setiap tahun.

Permasalahan diare menjadi hal yang cukup sering membuat para catlovers khawatir. Sebab penyakit diare yang menyerang kucing bisa berakibat fatal. Berikut yang harus kita lakukan ketika sudah melihat gejalanya.

  1. Ketahui kapan kita harus pergi ke dokter hewan.

Kita perlu memeriksakan kucing ke dokter hewan jika diarenya berlangsung lebih dari beberapa hari, kucing muntah-muntah atau jika kucing lesu (lebih lesu dari biasanya). Jangan lupa hubungi dokter hewan terlebih dahulu serta tanyakan apakah kita harus membawa sampel kotoran jika memang dokter hewan membutuhkannya untuk dianalisis.

  1. Periksakan kucing ke dokter hewan.

Bawalah sampel kotoran kucing yang dikeluarkan kurang dari 12 jam lalu. Jika ada sedikit darah merah pada kotoran kucing, itu masih bukan termasuk hal yang serius. Akan tetapi, jika kotoran tersebut tampak hitam dan lengket maka darah tersebut datang dari perut yang luka. Beberapa tes dan pengobatan akandilakukan oleh dokter hewan (kinerja darah, pengujian kotoran untuk menguji adanya parasit, sinar elektromagnetik, dan ultrasound).

Kemudian dokter hewan akan memberikan pengobatan tertentu jika terdapat parasit usus dalam kotoran kucing kita. Jika tidak terdapat parasit usus  maka dokter hewan akan melakukan pengobatan untuk  memperlambat diare, seperti Metronidazole, Prednisolone, atau Tylosin.

  1. Berikan obat yang dianjurkan kepada kucing kita.

Bawa kucing kedalam ruang yang kecil dan tutup pintu ruangan tersebut. Pegang erat kucing dengan lengan  serta balut dengan handuk selayaknya kepompong. Berikan obat tersebut dengan semprotan (atau alat tetes mata) di samping mulut kucing tersebut dengan perlahan. Ketika diberikan obat pastikan kucing meneguk obat tersebut. Dokter hewan dapat memberikan alat semprot atau tetes jika mereka memberikan obat yang berbentuk cairan. Kita tidak perlu ragu untuk menanyakan hal tersebut jika membutuhkan bantuan. Selain itu, kita juga dapat mencampurkan sedikit air yang memiliki temperatur ruangan dengan tetesan obat berikutnya. Hal ini dilakukan agar rasa obat tersebut dapat dengan mudah hilang dari mulut kucing.

  1. Perhatikan apakah kondisi kucing membaik atau tidak.

Tanyakan kepada dokter hewan mengenai jangka waktu peningkatan kondisi kucing. Dibutuhkan waktu berbulan-bulan atau lebih untuk kondisi kronis tertentu seperti Inflammatory bowel disease. Diare pada kucing dapat disembuhkanjika pengobatannya berhasil.

Namun jika catlovers merasa penyakit diare pada kucing belum terlalu parah atau karena lain hal, kita bisa melakukan dengan beberapa langkah darurat sebagai berikut.

  1. Berikan kucing makanan tempe.

Di sini tempe berfungsi sebagai makanan nabati dan alami yang diharapkan mampu mengontrol mikroorganisme penyebab kucingnya diare. Caranya ialah dengan mencampurkan tempe pada makanan kucing. Tempe terlebih dahulu dipotong kecil-kecil dan disatukan dengan makanannya. Bila kucing tidak suka bisa disiasati dengan merebus tempe dengan kaldu ayam atau cara lain yang kita pahami bisa membuat si kucing jadi suka.

  1. Mempuasakan si kucing.

Tujuannyaadalah untuk menetralisir perut atau pencernaan si kucing, tetapijangan terlalu lama. Durasi puasa kucing dewasa adalah 24 jam atau satu hari. Sementara untuk anak kucing cukup setengah hari atau 12 jam. Cukup berikan air putih agar si kucing tidak kehilangan cairan tubuhnya.

  1. Ubah makanan si kucing bila ternyata penyebabnya adalah jenis makanan yang tidak sesuai dengannya.